Kamis, 15 Desember 2011

Media Penyajian Musik


Media Penyajian Musik mencakup dua hal yaitu vokal dan instrumen.
A.  Vokal
Vokal adalah media musik yang dilakukan oleh organ-organ suara  manusia. Yang termasuk organ suara adalah :
v Rongga Tenggorokan berfungsi sebagai tempat mengalirkan udara dari rongga perut.
v Selaput suara berfungsi sebagai organ pembentuk getaran suara.
v Rongga Tekak berfungsi untuk mengatur pembentukan bunyi-bunyi seperti huruf k, kh dan g.
v Lidah dan anak lidah berfungsi untuk membentuk suara d, l, n, r dan t.
v Rongga mulut dan langit-langit selain berfungsi membentuk suara d, l, n, r dan t juga berfungsi sebagai resonansi suara vokal yang bernada tinggi.
v Rongga hidung sebagai resonantor bagi suara-suara sangau seperti n, m dan ng.
v Bibir, berfungsi untuk membentuk suara huruf f dan v.
v Gigi atas dan gigi bawah bersama-sama lidah juga membentuk suara huruf c, j, s dan y.
Dalam menyanyi kita menggunakan rentang pitch dan volume yang lebih luas daripada berbicara, dan kita harus mempertahankan vokal (huruf hidup) lebih panjang. Menyanyi memerlukan suplay nafas yang kuat dan pengontrolan. Udara tersebut menjadikan pita suara bergetar dan paru-paru, tenggorokan, mulut dan hidung penyanyi siap menyuarakan bunyi yang dikehendaki.
Rentang suara penyanyi bergantung pada latihan dan kondisi fisik. Penyanyi profesional dapaat menyanyikan 2 oktaf atau lebih, sedangkan penyanyi yang tidak terlatih biasanya hanya 1 oktaf. Pita suara pria lebih panjang dan tebal daripada wanita, dan perbedaan ini menghasilkan rentang pitch yang lebih rendah. Suara orang dewasa dikelompokkan pada suara wanita dan suara pria. Pengelompokkannya adalah sebagai berikut :

Suara wanita                                     Suara Pria
Tinggi  = Soprano                             Tinggi  = Tenor
Sedang = Mezo-soprano                   Sedang = Bariton
Rendah = Alto                                  Rendah = Bass
Setiap orang dapat bernyanyi sendiri, berdua atau berkelompok. Sebutan untuk orang bernyanyi :
Ø  Sendiri         : Solo
Ø  Berdua         : Duet
Ø  Bertiga         : Trio
Ø  Berempat     : Kuartet
Ø  Berlima        : Kuintet
Lebih dari itu biasanya orang akan membentuk kelompok (grup) sehingga disebut dengan vokal grup. Bila kelompok bernyanyi mencapai 20 orang atau lebih dan lagu yang dinyanyikan terdiri atas beberapa suara, kelompok tersebut dinamakan paduan suara (koor). Paduan suara dapat dikelompokkan menjadi paduan suara anak-anak dan paduan suara orang dewasa. Paduan suara orang dewasa ada yang sejenis yaitu paduan suara wanita dan paduan suara pria, dan paduan suara campuran yaitu paduan suara wanita dan pria. Jenis pada paduan suara campuran biasanya sopran dan alto untuk wanita, tenor dan bass untuk pria.
B.       Musik Instrumental
Instrumen musik sangat bervariasi dalam hal dan bentuk maupun warna suaranya. Klasifikasi instrumen berdasarkan cara produksi suaranya ada 5 macam, yaitu :
a)    Chordaphone (sumber bunyi dari dawai)
b)   Aerophone (sumber bunyi dari udara)
c)    Idiophone (sumber bunyi dari alat itu sendiri)
d)   Membranophone (sumber bunyi dari listrik-elektronik)
Instrumen dibuat dari berbagai ukuran yang menghasilkan rentang suara yang berbeda-beda. Instrumen mempunyai rentang suara yang lebih luas daripada suara manusia (rentang suara 3 oktaf sampai 4 oktaf, bahkan bisa mencapai 6 atau 7 oktaf). Instrumen juga menghasilkan suara atau pitch yang lebih tepat daripada suara manusia.
Komposisi musik dapat ditulis dalam bentuk solo instrumen, kelompok kecil dan orkestra dengan 100 pemain. Instrumen musik yang umum digunakan di barat secara umum dikategorikan sebagai berikut :
1.    Instrumen String
Violin, viola, cello (violoncello) dan double bass (bass) merupakan penyusun bagian string dalam orkes simponi. Dalam orkes simponi, string biasanya dimainkan dengan bow (penggesek) dan dapat juga dimainkan dengan cara dipetik.
Dari semua kelompok instrumen, string mempunyai keunggulan beragam dan tingkat ekspresi yang lebih luas. Instrumen tersebut menghasilkan banyak warna suara dan mempunyai rentang pitch dan dinamik yang lebar. Pemain string dapat menghasilkan nada yang cemerlang dan tajam atau pelan dan bertekanan.
Musikus menggetarkan dawai dengan cara menggesekkan bow di atas dawai dengan tangan kanan. Kecepatan dan tekanan bow akan mengontrol dinamik dan warna nada. Pitch dikontrol oleh tangan kiri pemain dengan cara menekan dawai pada fingerboard. Hasilnya adalah porsi getaran dan pitch yang berbeda-beda, hal ini disebut stopping pada dawai.
2.    Instrumen Tiup
Instrumen ini menghasilkan nada dengan cara menimbulkan getaran udara di dalam tabung yang umumnya terbuat dari kayu. Namun sejak abad 20 terdapat instrumen yang bahannya dari logam. Semua alat tiup kayu mempunyai lubang-lubang kecil sepanjang badannya yang dapat dibuka dan ditutup dengan jari-jari atau dengan pengontrolan pada pad-nya secara mekanis. Dengan cara itulah pemain mengubah-ubah panjang pendeknya getaran bunyi sehingga meninggalkan perubahan pitch atau tinggi rendah nada.
Instrumen tiup cocok untuk penampilan di luar ruangan. Oleh karena itu alat musik ini sering dikemas  untuk membangkitkan suasana pedesaan.
3.    Instrumen Tiup Logam
Dalam sebuah orkestra, terdapat instrumen tiup logam dari register atas hingga register bawah yaitu trompet, french (horn), trombone dan tuba.
Vibrasi instrumen tiup logam timbul dari bibir pemain selagi meniup mouthpiece. Getaran suara itu kemudian diperkuat dan ditentukan warna nadanya oleh tabung yang mempunyai coil (tabung yang melingkar).
Pitch dalam instrumen tiup logam diatur dengan mengubah-ubah tekanan bibir dan penggunaan slide dan valve untuk mengubah-ubah panjangnya tabung yang dialiri udara yang bergetar. Valve umum digunakan sejak sekitar tahun 1850. Dengan penggunaan valve, pemain dapat membuat pilihan nada dengan menambahkan mute pada corong instrumennya untuk menimbulkan kesan suara yang direndam.
Instrumen tiup logam merupakan instrumen yang kuat, ketika dimainkan dengan keras dalam suatu orkestra hampir dapat menenggelamkan instrumen lainnya. Pemain tidak dapat memainkan instrumen tiup logam secepat pemain string atau tiup kayu dan tidak sering berperan sebagai pemain tunggal. Musik tiup logam sering diasosiasikan dengan mars militer atau upacara di luar gedung.
4.    Perkusi
Umumnya instrumen perkusi dalam sebuah orkestra dimainkan dengan cara dipukul dengan tangan, dengan tongkat atau palu dan beberapa lainnya dimainkan dengan cara digoyang atau digosok. Instrumen perkusi terbagi atas :
Pitch tertentu
Pitch tidak tentu
Timpani (kettledrum)
Snare drum (side drum)
Glockenspiel
Bass drum
Xylophone
Triangle
Celesta
Cymball
Chimes
Gong (tam-tam)

Getaran bunyi pada instrumen perkusi diatur dengan merentang membran, sejenis lapisan kulit tipis pada kettledrum atau berupa batang logam, kayu atau bahan keras lainnya. Suara yang relatif keras dapat dihasilkan dengan oleh alat perkusi, tetapi suara tersebut lebih cepat hilang dibandingkan dengan instrumen lainnya. Para musikus barat telah menemukan penggunaan variasi instrumen perkusi yang cukup menakjubkan pada musik Afrika dan Asia, dengan perubahan-perubahan ritme, warna suara dan dinamik dilakukan dengan halus dan cerdik dengan imajinasi yang cukup tinggi.
5.    Alat Musik Keyboard
Piano, harpischord, organ dan accordeon adalah contoh-contoh alat musik keyboard yang memungkinkan pemain memainkan beberapa nada pada waktu yang sama dengan mudah dan cepat.
Piano ditemukan sekitar tahun 1700, dewasa ini piano merupakan instrumen yang sangat popular dan digunakan untuk pemain tunggal, iringan dan digabung dengan satu atau beberapa instrumen lain. Piano merupakan instrumen yang serbaguna. Piano mempunyai rentang pitch yang luas, 88 bilahnya mencakup 7 oktaf. Dinamiknya juga sangat luas dari yang sangat halus sampai yang keras dan kuat. Biasanya ada 3 macam pedal pada piano, yaitu demper pedal (kanan), una-corda pedal (kiri) dan sustenuto pedal (tengah).
Harpischord mempunyai dawai yang dipetik dengan plectra (selembar plastik atau mika kecil). Dawai-dawai ini dikontrol oleh satu atau dua bilah. Harpischord merupakan instrumen keyboard utama pada sekitar tahun1500-1775 ketika secara bertahap digantikan oleh piano.
Pipa Organ terdiri atas banyak pasangan pipa dikontrol oleh beberapa bilah, termasuk sebuah bilah pedal  yang berfungsi mengontrol value (tabung udara). Setiap set pasangan pipa mempunyai sebuah warna tertentu yang dapat dimainkan sendiri atau  dengan warna lainnya. Semakin besar organ makan akan semakin banyak variasi warna yang tersedia. Organis tidak seperti pianis, tidak dapat membuat perubahan dinamis secara halus dengan mengubah-ubah variasi tekanan. Pemain hanya dapat mengubah dinamik dengan menambah atau mengurangi jumlah pipa yang terbuka dan tertutup. Organ mempunyai rentang pitch, volume dan warna suara yang lebih banyak daripada instrumen tradisional lainnya. Nada-nadanya berbunyi sepanjang jari atau kaki pemain menahan bilah atau pedal.
Accordeon mempunyai reed-reed baja yang bebas bergetar, yang dikontrol oleh susunan bilah seperti tombol yang dimainkan oleh tangan kiri.
6.    Instrumen Musik Elektronik
Instrumen ini dikembangkan sejak 1904 tetapi baru mempunyai pengaruh yang berarti sejak 1950. Dewasa ini teknologi elektronik dan komputer berkembang cepat, berubah teru-menerus dan peningkatannya dipadukan bersama-sama. Studio rekam merupakan perangkat utama bagi komposer musik elektronik sejak 1950-an. Namun pada tahun 1960-an banyak komposer yang beralih ke synthesizer, yang muncul sejak tahun 1955.
Synthesizer merupakan sistem komponen elektronik yang dapat menggabung, memodifikasi dan mengontrol suara. Synthesizer berkemampuan tinggi yang menggunakan kecanggihan komputer dewasa ini telah dikembangkan dan berbagai teknologi dimanfaatkan.
Tahun 70-an dan 80-an dikembangkan komputer yang memungkinkan komposer mendengarkan langsung musiik yang diprogramnya, bahkan sejak saat itu komputer dikembangkan lagi menjadi lebih lengkap. Komputer dapat digunakan sebagai synthesizer musik, membantu komposer menulis score musik, menyimpan sinyal-sinyal suara, mengontrol prosedur yang diolah synthesizer dll. Namun pada kenyataannya, perbedaan antara teknologi synthesizer dan komputer tidak jelas benar. Karena dewasa ini, studio musik elektronik mengitegrasikan jenis peralatan yang beragam mencakup tape recorder, synthesizer, komputer dan peralatan untuk pencampuran (mixing) dan penyaringan suara (filtering).
C.      Instrumen Musik Nusantara
Secara umum alat musik dapat dikelompokkan dalam beberapa macam, yaitu alat musik membran, pejal, tiup dan dawai.
1.      Alat Musik Membran (Membranophone)
Beberapa jenis alat musik mebran yang ada di Nusantara umumnya berbentuk gendang dua sisi dengan ukuran dan nama yang berbeda-beda. Macam-macamnya yaitu :
a)    Gendang Melayu, yaitu alat musik membran yang berasal dari Melayu Deli Sumut.
b)   Dog-dog, terdapat di daerah Sunda, Sumut (Gonrang) dan Nias (Gondra).
c)    Kendang, terdapat di daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah.
2.      Alat Musik Pejal atau Perkusi (Idiaphone)
Alat musik pajal umumnya terbuat dari :
a)    Bilah-bilah bambu atau kayu, seperti Garantung (Tapanuli), Doli-doli (Nias), Gambang (Jawa), Calung (Jawa Barat), Arumba (Jawa Barat) dan Kolintang (Minahasa).
b)   Tabung bambu, seperti Tanggetong, Angklung (Jawa Barat) dan Rere (Sulawesi).
c)    Bilah-bilah logam, seperti Saron (Jawa Tengah), Rincik (Jawa Barat), Kademung dan Gender (Jawa, Bali dan Kalimantan Selatan).
d)   Logam berbentuk cembung dengan bentuk tonjolan di tengahnya, seperti Bonang (Jawa) dan Gong.
e)    Kepingan-kepingan logam, seperti Kecrek atau Kecer atau Kepyak dan Ceng-ceng.
3.      Alat Musik Tiup
Alat musik tiup nusantara umumnya terbuat dari bambu jenis kecil yang tipis, yang umum dinamakan Suling atau Seruling. Jenis alat tiup di beberapa daerah di nusantara yaitu : Serunai, Suling Lembang, Gong Lambus, Suling Sunda, Terompet dan Dermenan.
4.      Alat Musik Dawai
Alat musik dawai di nusantara berupa dawai-dawai yang direntang pada kotak kayu yang sekaligus berfungsi sebagai resonator. Ragamnya tampak pada perbedaan jumlah dawai yang terpasang dan bentuk kotak resonatornya. Namun dan jenis alat-alat musik tersebut antara lain :
a)    Hapetan, alat musik petik berdawai dua.
b)   Sampek, alat musik petik berdawai tiga.
c)    Kecapi, alat musik petik berdawai yang dipasang merentang pada kotak kayu.
d)   Sasando, alat musik petik berdawai logam.
e)    Rebab, alat musik gesek berdawai dua.
f)    Rendo, alat musik gesek berdawai satu dengan ruang gema dari tempurung.


GAYA MUSIK
Gaya (style) musik adalah cara yang khas dalam penggunaan melodi, ritme, warna suara, dinamik, harmoni, tekstur, dan bentuk musik. Cara yang khas terhadap elemen-elemen ini dikombinasikan menghasilkan bunyi yang khas atau berbeda. Kita dapat menggolongkan gaya musik menurut komposer secara individu, kelompok komposer, negara atau bahkan menurut periode sejarah tertentu. Dalam sejarah musik, khususnya musik barat dikenal pengelompokkan gaya musik menurut periode-periode sebagai berikut :
A.      Musik Abad Pertengahan (450-1450)
Abad pertengahan ditandai dengan ‘masa gelap’ setelah hancurnya dinasti Roma. Tetapi akhir abad pertengahan merupakan periode bangkitnya kebudayaan yang ditandai dengan tumbuhnya gereja dan katedral, perkembangan kota dan didirikannya universitas.
Adanya dominasi katedral, menjadikan kehidupan musik abad pertengahan berpusat pada gereja. Kebanyakan musik abad pertengahan adalah vokal, meskipun beragam alat musik digunakan sebagai iringan. Barulah sejak sekitar tahun 1100, instrumen musik digunakan dengan meningkat di gereja. Beberapa jenis musik yang ada pada abad pertengahan yaitu :
1.      Nyanyian Gregorian
2.      Musik Sekuler Abad Pertengahan
3.      Musik Polifoni Organum
B.       Renaisance (1450-1600)
Masa Renaisance adalah masa kebangkitan kreatifitas manusia. Pada masa ini kekuatan gereja tidak kuat lagi, sejak adanya gerakan Reformasi Protestan yang dipimpin Martin Luther. Karakteristik musik Renaisance adalah adanya kedudukan musik lokal yang lebih penting daripada musik instrumental. Bentuk tekstur musik Renaisance adalah polifonik, dimana suatu karya koor terdiri atas empat, lima, enam bagian suara yang mempunyai melodi berdekatan. Musik Renaisance terbagi dua yaitu :
1.      Musik Saklar Renaisance
2.      Musik Sekuler Renaisance
Pada masa Renaisance terdapat sekolah seni yang membuat karya-karya yang berbeda dengan gaya Renaisance yaitu Sekolah Venesia. Karya-karya musiknya lebih cenderung menggunakan susunan homfoni daripada susunan polifoni. Sekolah Venesia merupakan awal munculnya gaya musik masa berikutnya yaitu Barok.
C.      Baroque atau Barok (1600-1750)
Karakteristik menonjol seni Barok adalah pengisian ruang (seperti kanvas atau bunyi) dengan gerak dan tindakan. Karya Barok pada masa awal cenderung bersifat homofoni, namun pada masa akhir cenderung pada komposisi polifoni.
Dalam menampilkan emosi yang ekstrem, komposer Barok menggunakan akord disonan dengan lebih bebas. Penekanan suara dilakukan dengan memadukan beberapa penyanyi tunggal yang diiringi koor atau instrumen. Pada masa Renaisance instrumen biasanya meniru melodi penyanyi utama, sedangkan pada masa Barok suara penyanyi diiringi oleh garis melodi yang disusun untuk instrumen. Karya-karya Barok biasanya didasarkan pada suatu ekspresi mood (suasana) dasar, yang akan mewarnai suasana karya musik dari awal sampai akhir.
D.      Clasic (1750-1820)
Variasi dan kekontrasan yang mencolok terhadap mood, musik Klasik menghadirkan perubahan-perubahan atau fluktuasi terhadap mood. Pada dasarnya musik Klasik mempunyai tekstur homofonik. Namun perlakuan terhadap terkstur tersebut bersifat fleksibel sebagaimana ritme. Sebuah karya dapat dimulai dengan tekstur homfonik berupa sebuah melodi dan iringan sederhana, tetapi kemudian berubah menjadi tekstur polifonik yang kompleks.
Melodi Klasik bersifat seimbang dan simetris, karena biasanya tersusun atas dua frase yang sama panjang. Karya Klasik mempunyai ekspresi dinamik yang luas dan bertahap yaitu crescendo dan decrescendo. Musik Klasik terdiri atas :
1.         Sonata Klasik
2.         Minuet dan Trio
3.         Rondo
4.         Simponi Klasik
5.         Conserto Klasik
6.         Musik Kamar
Tokoh-tokoh Musik Klasik adalah Joseph Haydn, Wolfgang Amadeus Mozart dan Ludwig van Beethoven.
E.       Romantic (1820-1900)
Masa Romantik merupakan masa dimana masyarakat memberikan perhatian pada perasaan, imajinasi dan individualisme. Karya Romantik umumnya menghadirkan suara-suara yang unik dan merefleksikan kepribadian komposernya. Pada masa ini dikembangkan Musik Program, yaitu musik instrumental yang dihubungkan dengan ceritam puisi, gagasan atau skenario.
Ciri lain musik Romantik adalah kecendrungan komposer pada suara yang kaya akan sensasional, menggunakan suara untuk memperoleh suasana yang beragam. Hal ini ditandai adanya peranan alat musik tiup yang memberikan warna suara yang beragam. Dalam upayanya menciptakan warna suara yang baru, komposer Romantik mengeksplorasi akor-akor dan cara-cara baru dalam menggunakan akor-akor baru dan akor-akor lama. Karya Romantik juga cenderung mempunyai ragam yang luas ke tangga nada lain.
Hal ini juga mencakup penggunaan dinamik nada yang bersifat mencolok, tidak cukup dengan ff (sangat keras) atau pp (sangat lembut), tetapi fff (sekeras-kerasnya) dan ppp (selembut-lembutnya). Salah satu bentuk yang berbeda pada masa Romantik adalah art song, yaitu komposisi untuk vokal tunggal dan piano. Dalam musik ini, suara vokal menginterpretasikan lagu bersama-sama dengan piano.
Tokoh-tokoh Musik Romantik adalah Franz Schumann, Frederic Chopin, Franz Liszt, Felix Mendelson, Hector Berlioz, Johannes Brahms dan Richard Wagner.
F.       Gaya Musik Abad 20
Pada masa abad 20, warna suara menjadi elemen musik yang lebih penting daripada sebelumnya. Musik modern sering menggunakan suara perkusi dan suara yang berkesan gaduh, dan nada-nada dimainkan pada rentang yang sangat tinggi atau rendah. Teknik-teknik yang tidak lazim menjadi biasa.
Musik abad 20 juga memunculkan perubahan yang mendasar pada penggunaan akor. Pembagian akor dalam tipe konsonan dan disonan diabaikan, penggabungan nada yang  semula memberikan kesan ketidakstabilan atau disonan, kini dapat diperlakukan sebagai akor yang stabil. Akan tetapi penggunaan akor disonan yang lebih intensif ini tidak menghalangi komposer dalam membedakan akor-akor yang mempunyai tekanan berat dan ringan. Pada masa ini mulai digunakan struktur akor baru, yang merupakan perluasan akor triad do-mi-sol.
Ciri lain musik abad 20 adalah adanya pergantian birama secara tepat dan sering memainkan lebih dari satu birama secara bersamaan pada alat musik yang berbeda. Dalam komposisi abad 20 beat dikelompokkan secara tidak merata dan beberapa beat yang bertekanan muncul dalam waktu yang tidak sama. Beberapa gaya musik yang berbeda pada masa abad 20 yaitu :
1.      Impresionalisme, tokohnya ialah Claude Debussy (1862-1918).
2.      Neo-clasic, tokohnya ialah Igor Stavinsky dan Paul Hindemith (1895-1963).
3.      Ekspresionisme.
G.      Gaya Musik Sejak 1950
Secara umum, karakteristik musik sejak 1950 adalah sebagai berikut :
1.     Penggunaan sistem duabelas nada lebih meningkat.
2.     Serialisme, yaitu penggunaan sistem duabelas nada untuk mengorganisasikan ritme, dinamik dan warna suara.
3.     Music Chance.
4.     Musik Minimalis.
5.     Karya-karya berisi cuplikan yang disengaja dari karya-karya sebelumnya.
6.     Beberapa komposer kembali cenderung pada tonalitas.
7.     Munculnya musik elektronik.
8.     Kebebasan dalam mengeksplorasi dan menggunakan suara-suara yang berkesan berisik (frekuensinya tidak beraturan).
9.     Adanya penggabungan media.
10.Adanya konsep baru dalam ritme dan bentuk musik.
Perkembangan gaya musik setelah memasuki abad 20 antara lain ditandai dengan munculnya gaya musik jazz dan rock. Di dalam gaya musik jazz sendiri dapat dibedakan beberapa gaya seperti ragtime, blues, new orleans, swing dan bebop. Perkembangan yang menonjol dalam gaya musik rock tampak sejak lahirnya sebuah kelompok musik di Inggris The Beatles.